Srengenge

Srengenge
Bagai sang Surya menyinari dunia

Saturday, December 6, 2008

Ajal Menjemput

dan tiba-tiba saja tubuh ini dikelilingi banyak manusia
tiba-tiba saja mata tak dapat terbuka
tiba-tiba saja lidah terasa dipotong
tiba-tiba saja tubuh tidak merasa berat
tiba-tiba saja hidung tersumpat
tiba-tiba saja telinga tuli
tiba-tiba saja tak dapat merengkuh
tiba-tiba saja ubun-ubun terasa panas

dimana...dimana mereka yang dulu kusayang
dimana mereka yang dulu memusuhiku

kapan...kapan ini akan berakhir
kapan aku bisa tersenyum lagi
kapan aku bisa menangis lagi
kapan aku bisa berlari lagi
kapan aku bisa melihat lagi

begitulah kematian... tak pernah memilih
tua muda kaya miskin
tak pernah peduli raja atau budak, jelata atau penguasa sebuah negeri
kematian melenyapkan segala kesenangan
ia datang untuk mengeluarkanmu dari kehidupan yang selama ini kau jalani
mengeluarkan seseorang dari istananya
kemudian dibenamkan ke dalam sempitnya liang lahat
semua dilakukan tanpa kata permisi

Wednesday, December 3, 2008

KADONYAN

bekerja...bekerja...bekerja
itu yang selalu ada dalam alam pikiranku

harta...singgasana...wanita....
datang dengan sendirinya tanpa kupinta
kini semua ada disini tanpa harus pergi
tinggal "klik" datang sendiri

semua yang kuinginkan telah dapat kubeli
semua yang kucita-citakan berada digenggaman
dunia ada digenggaman
dunia telah tunduk takluk
dunialah yang memohon padaku
dunia adalah milikku

tanpa harus merengek memohon
tanpa harus bersujud
tanpa harus berdo'a

dulu aku selalu bersujud tapi apa
hanya kepala pening yang kudapat
ejekan yang mendera
cacian yang menyiksa
kemiskinan yang selalu menyelimuti

untuk apalagi harus bersujud memohon
sujud hanya untuk "mereka"

mereka yang hanya bisa merengek
mereka yang hanya bisa mengkritik
mereka yang hanya bisa mencaci
mereka yang selalu mencari kelemahan orang lain

lihat...lihat mereka
terkunci mulut mereka mendengar teriakanku
terbelenggu tangan kakinya melangkah ke singgasanaku
terlilit perut mereka dengan kata-kata bijaknya

aku...aku...adalah aku
tiada yang bisa menyentuhku

Tuesday, December 2, 2008

Sastro Do

Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan meski ada beberapa orang yang mengejekmu, itu adalah cambuk keberhasilanmu di waktu yang akan datang

Monday, December 1, 2008

Ajal Menjemput

Tangisan Tiada Akhir

Saat aku bangun pagi hari aku ingin bisa berbicara kepada-MU
walaupun hanya sepatah kata meminta pendapat-MU atau bersyukur kepada-MU
atas segala sesuatu yang indah yang terjadi dalam hidupku hari ini atau kemarin
tetapi aku begitu sibuk mempersiapkan diri untuk bekerja

beberapa saat aku tidak melakukan apapun dan aku ingin berbicara kepada-MU
tetapi kaki ini berlari ke telepon mencari kabar terbaru
ketika aku berangkat bekerja
ENGKAU dengan sabar sepanjang hari
merawat keluarga dan hartaku dan
aku terlalu sibuk untuk mengucap sesuatu kepada-MU

saat makan siang aku memandang ke sekeliling
aku merasa malu untuk berbicara kepada-MU
kulihat sekitar beberapa temanku berbicara kepada-MU
dan menyebut nama-MU dengan lembut
sebelum menyantap rizki yang ENGKAU berikan
aku tidak melakukannya

masih ada waktu tersisa dan aku berharap bisa berbicara kepada-MU
namun saat aku pulang ke rumah banyak hal yang masih harus kukerjakan
dan tugasku selesai, kunyalakan TV
melihat acara yang ada sambil menikmati camilan
baru kemudian aku bicara kepada-MU
tetapi kembali aku tidak berbicara kepada-MU
...terlalu lelah...akupun berangkat tidur
setelah mengucapkan selamat malam pada keluargaku
aku ke tempat tidur dan tertidur tanpa sapatahpun nama-MU
aku sadar bahwa ENGKAU selalu sabar menemaniku
tapi tak pernah kuhiraukan

terlalu banyak urusan dunia yang harus kuselesaikan

sebenarnya....
mulutku selalu berkata bahwa aku sayang kepada-MU
namun aku belum bisa menyapa-MU
setiap hari aku ingin selalu berada di dekat-MU
meskipun ENGKAU lebih dekat dari daguku sendiri
aku ingin mengucap sepatah kata, berkeluh kesah dan berdo'a
tapi lidah ini terasa kelu setiap kucoba menyebut nama-MU
dan langkah ini pun terasa berat menuju ke rumah-MU

hari...minggu...bulan...tahun...berganti-ganti dan selalu seperti itu

di suatu hari aku bangun dan aku ingin berbicara kepada-MU
dengan penuh harap dan cemas bahwa hari ini
ENGKAU akan memberiku sedikit waktu untuk menyapa-MU
...tapi yang kutunggu...tak pernah tiba

mengapa...mengapa...???
aku tidak bisa berbicara kepada-MU
kucari ENGKAU kesekelilingku...tapil....
yang ada hanya diriku sendiri
ditemani orang-orang yang sedang menjerit dan menangis pilu
juga kulihat beberapa dari mereka ada yang "tertawa"
...ohhhhhh...apa yang terjadi dengan diriku...????

duh GUSTI...ampunilah aku
rizki yang ENGKAU limpahkan, kesahatan yang ENGKAU berikan,
harta yang ENGKAU relakan, makanan yang ENGKAU hidangkan,
anak-anak yang ENGKAU rahmatkan, tidak membuatku ingat kepada-MU!!!
dan akupun menangis...menangis...menangis...sejadi-jadinya....

SastroDo