Seorang anak harus punya cita-cita mulia
Agar dunia dan akhirat bisa tercapai
Cukup ilmu dunia dan akhirat
Mulia di dunia tanpa lupa Sang Pencipta
Bisa memimpin saudara dan bangsa
Menuju kesejahteraan dan kemuliaan
Semua itu tidak mudah dilaksanakan
Jika tidak ditanamkan cita luhur sejak kecil
Cita-cita harus dicapai dengan yakin
Menimba ilmu serta berbudi baik
Anak itu akan ditinggal orang tua
Tidak bisa kita elakkan kita pun akan tua
Negara kita butuh menteri baik hati
Butuh bupati mumpuni dan disegani
Butuh dokter master tidak keblinger
Ilmu agama menuntun kejalan benar
Butuh guru dan kyai banyak kelebihan
Ikut mengatur negara tanpa pamrih
Itu semua siapa yang menjalani
Kalau tidak anak-anak kita nantinya
Kecuali jika engkau hanya ikut-ikutan
Selamanya akan menjadi bulan-bulanan
Engkau sudi meninggalkan itu semua?
Demi kedudukan di kursi empuk
Tidaklah apa harus menggembala kambing
Asal ilmu bisa mewujudkan cita-cita
Saat muda rasul menggembala kambing
Di masa tua mendapatkan kemuliaan
Abu Bakar pedagang pasar
Memerintah rakyat dengan benar
Ali bin Tholib penjual kayu bakar
Tapi tangkas jika jadi panglima besar
Semua tergantung hati suci
Dengan ilmu serta tingkah laku jujur
Semoga kita semua bisa melakukan
Tapi Tuhanlah yang menentukan
Sunday, May 24, 2009
Tingkah Laku
Anak muslim harus selalu waspada
Jangan sampai terlena agar tidak celaka
Mencari ilmu itu perlu tapi tidak lupa budi pekerti
Tata cara islam harus selalu dijalani
Banyak anak pintar tapi tidak berhati baik
Kepintarannya menjadikan sombong
Pada orang tua tidak menghargai tidak menghormati
Seolah paling pintar tiada tandingnya
Seperti itukah jaman modern sekarang?
Tidak menuruti jaman bukan intelektual merdeka
Memelihara adat budaya baik jadi tertawaan
Dikatakan bukan bangsa yang maju
Lihatlah pangeran Diponegoro
Imam Bonjol Teuku Umar yang bersinar
Semua membela bangsa dan negara
Masih memegang adat budaya pantas menjadi pahlawan
Mentertawakan adat budaya mentertawakan mereka
Janganlah engkau berbuat bodoh
Daripada kepala gundul apa tidak lebih baik
Memakai tutup kepala seperti pangeran tampan
Sesekali pamer rambut tidaklah apa
Tapi harus melihat tempat engkau bergaul
Kumpul sesama pemuda lain dengan gurunya
Tujuan beribadah lain dengan tujuan berlibur
Jangan sampai terlena agar tidak celaka
Mencari ilmu itu perlu tapi tidak lupa budi pekerti
Tata cara islam harus selalu dijalani
Banyak anak pintar tapi tidak berhati baik
Kepintarannya menjadikan sombong
Pada orang tua tidak menghargai tidak menghormati
Seolah paling pintar tiada tandingnya
Seperti itukah jaman modern sekarang?
Tidak menuruti jaman bukan intelektual merdeka
Memelihara adat budaya baik jadi tertawaan
Dikatakan bukan bangsa yang maju
Lihatlah pangeran Diponegoro
Imam Bonjol Teuku Umar yang bersinar
Semua membela bangsa dan negara
Masih memegang adat budaya pantas menjadi pahlawan
Mentertawakan adat budaya mentertawakan mereka
Janganlah engkau berbuat bodoh
Daripada kepala gundul apa tidak lebih baik
Memakai tutup kepala seperti pangeran tampan
Sesekali pamer rambut tidaklah apa
Tapi harus melihat tempat engkau bergaul
Kumpul sesama pemuda lain dengan gurunya
Tujuan beribadah lain dengan tujuan berlibur
Saat Ada Tamu
Ketika orang tua menerima tamu
Jangan engkau bertingkah berlebihan
Jangan meminta uang, minuman atau makanan
Meraung-raung seperti tidak pernah makan
Meskipun sangat butuh harus bersabar dulu
Lebih baik hingga tamu undur diri
Saat tamu sudah pulang
Jangan sampai berebut sisanya
Seperti kepiting berebut makanan
Membuat malu jika dilihat tetangga
Jangan engkau bertingkah berlebihan
Jangan meminta uang, minuman atau makanan
Meraung-raung seperti tidak pernah makan
Meskipun sangat butuh harus bersabar dulu
Lebih baik hingga tamu undur diri
Saat tamu sudah pulang
Jangan sampai berebut sisanya
Seperti kepiting berebut makanan
Membuat malu jika dilihat tetangga
Dengan Guru
Dengan guru harus patuh dan berbakti
Semua perintah baik harus dituruti
Ajaran yang disampaikan pahamkan benar
Nasehatnya lakukan dengan sungguh-sungguh
Larangannya jauhi tanpa pilih
Supaya kelak engkau jadi terhormat
Semua perintah baik harus dituruti
Ajaran yang disampaikan pahamkan benar
Nasehatnya lakukan dengan sungguh-sungguh
Larangannya jauhi tanpa pilih
Supaya kelak engkau jadi terhormat
Lingkungan Rumah
Dengan saudara dan teman harus baik dan rukun
Jangan seperti kucing berebut tikus
Jadi tua harus mengerti bijaksana
Jadi muda harus merasa kurang ilmu
Meskipun orang tua terhormat berpangkat kaya jaya
Kau jangan bersombong diri pada orang lain
Pangkat bisa tamat kaya bisa sirna
terhormat bisa hanya lewat
Tatkala kau berhadapan dengan orang lain
Harus ramah jangan garang seperti buaya
Jangan seperti kucing berebut tikus
Jadi tua harus mengerti bijaksana
Jadi muda harus merasa kurang ilmu
Meskipun orang tua terhormat berpangkat kaya jaya
Kau jangan bersombong diri pada orang lain
Pangkat bisa tamat kaya bisa sirna
terhormat bisa hanya lewat
Tatkala kau berhadapan dengan orang lain
Harus ramah jangan garang seperti buaya
Angkuh
mata jauh memandang
mimpi berubah nyata
bersolek bak bidadari
bergaya bak primadona
tegak laksana jendral
merendah karena harga diri
mulut tak pernah bicara
tangan terus bergerak
kaki di atas meja
hati selalu mendongak
sedikit tak berguna
banyak tak terima
hanya dari diri sendiri
keajaiban yang pasti
bukan Dia tapi aku
Dia hanya do'a-do'a
aku adalah perbuatan
mereka bukan apa-apa
tak pernah merasa
hanya berjalan saja
mimpi berubah nyata
bersolek bak bidadari
bergaya bak primadona
tegak laksana jendral
merendah karena harga diri
mulut tak pernah bicara
tangan terus bergerak
kaki di atas meja
hati selalu mendongak
sedikit tak berguna
banyak tak terima
hanya dari diri sendiri
keajaiban yang pasti
bukan Dia tapi aku
Dia hanya do'a-do'a
aku adalah perbuatan
mereka bukan apa-apa
tak pernah merasa
hanya berjalan saja
Labels:
Etika,
Pengingat Hati,
Puisiku Puisimu,
Semangat Hidup
Wednesday, March 11, 2009
Is this Love?
when you meet someone
and feel in your heart
like a big storm
and get confused
that's name love
no word to say
anything you do
you will be lazy
just imagine
feel on your side
look like shadow
whereever you go
and your night
get a long time
hope you dream him
but can't came true
angry, but why
smiled look like crazy
feel like statue
frozen in the summer
and feel in your heart
like a big storm
and get confused
that's name love
no word to say
anything you do
you will be lazy
just imagine
feel on your side
look like shadow
whereever you go
and your night
get a long time
hope you dream him
but can't came true
angry, but why
smiled look like crazy
feel like statue
frozen in the summer
Terlambat
andai engkau datang waktu itu
keadaan tak akan seperti ini
cinta kan bersemi dalam kalbu
kita kan membuat mereka iri
duhai pujaanku....
berhentilah menggodaku
tak tahan hati ini melihat senyumanmu
merana setiap kali kau pergi dariku
terasa lama hari-hari tanpa hadirmu
sedetik serasa setahun
semenit serasa sewindu
tiap jam bagai seabad
tiap hari seperti kiamat
oh pujaanku....
dengan siapa lagi ku berbagi
sendiri terasa hampa
berdua hanya mimpi
tuk siapa merajut kata
oh pujaanku....
ombak menari-nari dirambutmu
secawan anggur basahi bibirmu
harum melati menyelimuti tubuhmu
syair indah terdengar dari candamu
wahai pujaanku....
ajari aku cara mencintaimu
hilangkanlah rindu dendamku
keadaan tak akan seperti ini
cinta kan bersemi dalam kalbu
kita kan membuat mereka iri
duhai pujaanku....
berhentilah menggodaku
tak tahan hati ini melihat senyumanmu
merana setiap kali kau pergi dariku
terasa lama hari-hari tanpa hadirmu
sedetik serasa setahun
semenit serasa sewindu
tiap jam bagai seabad
tiap hari seperti kiamat
oh pujaanku....
dengan siapa lagi ku berbagi
sendiri terasa hampa
berdua hanya mimpi
tuk siapa merajut kata
oh pujaanku....
ombak menari-nari dirambutmu
secawan anggur basahi bibirmu
harum melati menyelimuti tubuhmu
syair indah terdengar dari candamu
wahai pujaanku....
ajari aku cara mencintaimu
hilangkanlah rindu dendamku
Kepayang
tak pernah kusadar
betapa manis katamu
bagai anggur merah
memabukkan jiwaku
cadar perempuan padang pasir
menutup mata memekak telinga
sembunyi hingga waktu telah tiba
menghentikan darah merah berdesir
butir pasir menjadi gurun
bulir air mata menjadi samudra
hilang angan bersama dewi rembulan
meniup sukma menebar makna
betapa manis katamu
bagai anggur merah
memabukkan jiwaku
cadar perempuan padang pasir
menutup mata memekak telinga
sembunyi hingga waktu telah tiba
menghentikan darah merah berdesir
butir pasir menjadi gurun
bulir air mata menjadi samudra
hilang angan bersama dewi rembulan
meniup sukma menebar makna
Guilty
rasa yang ada muncul seketika
rindu dendam telah sirna
secepat aku telah mencinta
meski kau tak pernah ada
telah hilang mimpi indah itu
bersama guguran bunga sakura
tertiup angin entah kemana
tanpa bekas dan terlupa
tak pernah ku sadari
sikap manis manja itu
ilalang patah menusuk
tinggal lamunan sendiri
hancur lebur hatiku
melihat embun membeku
jiwa terasa kosong
semua memang salahku
rindu dendam telah sirna
secepat aku telah mencinta
meski kau tak pernah ada
telah hilang mimpi indah itu
bersama guguran bunga sakura
tertiup angin entah kemana
tanpa bekas dan terlupa
tak pernah ku sadari
sikap manis manja itu
ilalang patah menusuk
tinggal lamunan sendiri
hancur lebur hatiku
melihat embun membeku
jiwa terasa kosong
semua memang salahku
Imaginasi
sejak bertemu
malamku penuh bayang wajahmu
mata terpejam pikiran mengembara
tak tahu harus bagaimana
senyummu menggodaku
entah mengapa terjadi
bingung sendiri disini
seperti inikah dirimu
kau datang lalu pergi
meninggalkan luka hati
tanpa sepatah kata cinta
tanpa rasa rindu bersua
disini selalu menunggu
berharap hadir dirimu
menemani rasa lelahku
terbuai hangat pelukanmu
malamku penuh bayang wajahmu
mata terpejam pikiran mengembara
tak tahu harus bagaimana
senyummu menggodaku
entah mengapa terjadi
bingung sendiri disini
seperti inikah dirimu
kau datang lalu pergi
meninggalkan luka hati
tanpa sepatah kata cinta
tanpa rasa rindu bersua
disini selalu menunggu
berharap hadir dirimu
menemani rasa lelahku
terbuai hangat pelukanmu
Bimbang
hati bertanya saat bertemu pertama kali dengan dirimu
tanpa rasa bersalah perasaan ini muncul begitu saja
antara senang dan takut beradu di relung hatiku
tanpa sadar bibir ini sebut sebuah nama
mengapa baru sekarang aku bertemu dirimu, setelah kumiliki seseorang
tak pernah bisa pikiranku berpaling dari wajahmu
kian hari hati diterpa rasa bimbang
mungkinkah langkah ini akan berlanjut
ribuan panah menembus jantungku saat menatap wajah cantikmu
pancaran wajahmu menggugah lamunan indah tentangmu
Kurasakan keharuman cinta telah menghancurkan ketenangan jiwaku
terasa malu-malu menggapai keindahan cintamu
aku tahu ini tak boleh terjadi, tapi aku tak mampu
setiap kali kucoba untuk melupakan bayang pesonamu
saat itu juga hadir di depanku senyum indahmu
dan kubiarkan panah menusuk menembus jantungku
maafkan aku yang telah berani membuat api asmara meski kau tak pernah tahu
membakar ruang rindu yang terpendam dalam hati ini
aku yakin dirimu pun seperti diriku, hanya engkau begitu kuat menahan rasamu
sesalku mencintaimu dan membuat diri terpuruk dalam hati
tanpa rasa bersalah perasaan ini muncul begitu saja
antara senang dan takut beradu di relung hatiku
tanpa sadar bibir ini sebut sebuah nama
mengapa baru sekarang aku bertemu dirimu, setelah kumiliki seseorang
tak pernah bisa pikiranku berpaling dari wajahmu
kian hari hati diterpa rasa bimbang
mungkinkah langkah ini akan berlanjut
ribuan panah menembus jantungku saat menatap wajah cantikmu
pancaran wajahmu menggugah lamunan indah tentangmu
Kurasakan keharuman cinta telah menghancurkan ketenangan jiwaku
terasa malu-malu menggapai keindahan cintamu
aku tahu ini tak boleh terjadi, tapi aku tak mampu
setiap kali kucoba untuk melupakan bayang pesonamu
saat itu juga hadir di depanku senyum indahmu
dan kubiarkan panah menusuk menembus jantungku
maafkan aku yang telah berani membuat api asmara meski kau tak pernah tahu
membakar ruang rindu yang terpendam dalam hati ini
aku yakin dirimu pun seperti diriku, hanya engkau begitu kuat menahan rasamu
sesalku mencintaimu dan membuat diri terpuruk dalam hati
Fals Punya
mengapa aku tak berdaya
waktu kau bisikkan kata
tak tahu dimana ada getar terasa
saat kau di sampingku
aku diam seribu bahasa
hanya pandangi pesona
tak sanggup berjanji
aku cinta kau saat ini
entah hingga kapan
sungguh mati juwitaku
aku tak mampu beri angan
seperti kisah cinta putri salju
sungguh mati juwitaku
buang saja angan-angan itu
lanjutkan saja
rasakan apa yang di hati
waktu kau bisikkan kata
tak tahu dimana ada getar terasa
saat kau di sampingku
aku diam seribu bahasa
hanya pandangi pesona
tak sanggup berjanji
aku cinta kau saat ini
entah hingga kapan
sungguh mati juwitaku
aku tak mampu beri angan
seperti kisah cinta putri salju
sungguh mati juwitaku
buang saja angan-angan itu
lanjutkan saja
rasakan apa yang di hati
Terpuruk
beberapa hari ini kau ada di depanku
namun kenapa hati ini beku
kau tak pernah peduli kan hadirku
batinmu tak pernah ingin ku tahu
hingga ambang batas keinginan
ku langkahkan kaki menjauhimu
namun tetap tak ku relakan
apa yang sebenarnya ada dalam kalbumu
cinta atau kah sebatas keinginan egois
ku terdiam sejenak tuk memutuskan
namun rasa ku pada mu tetap tak jua padam
kuputuskan untuk tetap di dekat mu meski teriris
hari pun silih berganti
namun kau tetap seperti dulu
acuh dan tak peduli
dan hingga batas waktu ini
slalu dan kan slalu kUpertanyakan
adakah engkau merasakan yang kurasa
kini kau pergi jauh
tanganku tak mampu memelukmu
kakiku tak mampu mengejarmu
mataku tak mampu menatapmu
teriak panggilku tak mampu kau dengar
ijinkan aku menangis
hingga airmata kering
jadikan hati bening
meski pedih perih mengiris
namun kenapa hati ini beku
kau tak pernah peduli kan hadirku
batinmu tak pernah ingin ku tahu
hingga ambang batas keinginan
ku langkahkan kaki menjauhimu
namun tetap tak ku relakan
apa yang sebenarnya ada dalam kalbumu
cinta atau kah sebatas keinginan egois
ku terdiam sejenak tuk memutuskan
namun rasa ku pada mu tetap tak jua padam
kuputuskan untuk tetap di dekat mu meski teriris
hari pun silih berganti
namun kau tetap seperti dulu
acuh dan tak peduli
dan hingga batas waktu ini
slalu dan kan slalu kUpertanyakan
adakah engkau merasakan yang kurasa
kini kau pergi jauh
tanganku tak mampu memelukmu
kakiku tak mampu mengejarmu
mataku tak mampu menatapmu
teriak panggilku tak mampu kau dengar
ijinkan aku menangis
hingga airmata kering
jadikan hati bening
meski pedih perih mengiris
Subscribe to:
Posts (Atom)